Yang mana kau tunjukkan,
Sebersit sinar menggelayut manja, bias...
bulir menetes pelan di rumput, di daun, di semak
pucuk ilalang mendesis malu
kau tertegun, gerimis kini yang membawa kekosongan
Hembusan angin sayup menelisik, membelai wajahmu senyatanya
Kernyitan alismu, entah... kau memaknainya apa ?
desahmu...
Sejauh menatap,
Ayunan lembut menyibak dahan, ranting...
di bukit itu pesonamu
ketika halimun menyelimuti perlahan... kabut, datanglah
Tatkala surya beranjak keperaduannya, seiring maka pulanglah
Aku seakan terhempas, terkulai lemas
Sedetik, kau membisu dalam dekapku
Dust...
Sejauh ini, terhampar kisahmu merayu kalbuku
Bisik katamu yang mampu meluluhkan jiwaku
Tangis kecilmu yang membuatku tahkluk dalam deru
gurau manjamu sampai mencair...
Kau kembali hempaskan ragaku
Perlahan lenyaplah sudah,
Keraguanmu terperanjat, saat tanganmu bergetar menggapai…
Sejuta kecamuk samudera yang sudah hentakan sanubarimu
Perlahan dingin,
Ketika kutampar hasratmu, saat kau coba menjauh dariku
Berpaling, bila saja kau tahu
Tentang kekeliruan yang merayu sukmamu
Tentang bias kisah ini padamu
Tentang tafsirmu, karena kau adalah debu, kau adalah bebas
Sejauh ini, telah kuceritakan padamu kisahku
Apakah kau sudah terlelap dalam tidurmu
Atau, kau masih terus mencoba mencari arti dari hembusan angin,
Tetesan hujan,
Datangnya kabut, Debu…
Gerumuhnya samudera,
Bekunya malam,
Desahmu…
Aku adalah budak dari ceritamu
Bila kau tahu, aku adalah sebagaian dari cahaya itu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar