(AutoClave Aerated Concrete & Cellular Lightweight Consrete )
Head Ofifice :
Jln. Tanjung – Balikpapan RT. 01 RW. 01 Kel.
Mabuun Kecamatan Murung Pudak
Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan 71573 HP.
0853 4752 1512
Teknologi material bahan bangunan
berkembang terus, salah satunya beton ringan aerasi (Aerated Lightweight
Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC).
Sebutan lainnya Autoclaved Concrete, Cellular Concrete (semen dengan cairan kimia
penghasil gelembung udara), Porous Concrete, dan di Inggris disebut Aircrete
and Thermalite.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.
Beton ringan AAC ini pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan.
Beton ringan AAC ini kemudian
dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman Barat di tahun 1943. Dia
memutuskan untuk mengembangkan sistem bangunan yang lebih baik dengan biaya
yang lebih ekonomis. Inovasi-inovasi brilian yang dilakukannya, seperti proses
pemotongan dengan menggunakan kawat, membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi
perkembangan produk ini. Hasilnya, beton ringan aerasi ini dianggap sempurna,
termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber
daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien,
dan berdaya guna tinggi. Kesuksesan Hebel di Jerman segera dilihat
negara-negara lain.
Pada tahun 1967 bekerja sama
dengan Asahi Chemicals dibangun pabrik Hebel pertama di Jepang. Sampai saat ini
Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di
dunia. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat
didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.
Keunggulan Beton ringan AAC
dibanding bahan material lain (bata dan batako) :
1. Balok
AAC mudah dibentuk. Sehingga dapat dengan cepat dan akurat dipotong atau
dibentuk untuk memenuhi tuntutan dekorasi gedung. Alat yang digunakan pun
sederhana, cukup menggunakan alat pertukangan kayu.
2. Karena
ukurannya yang akurat tetapi mudah dibentuk, sehingga dapat meminimalkan
sisa-sisa bahan bangunan yang tak terpakai.
3. AAC
dapat mempermudah proses konstruksi. Untuk membangun sebuah gedung dapat
diminimalisir produk yang akan digunakan. Misalnya tidak perlu batu atau
kerikil untuk mengisi lantai beton.
4. Bobotnya
yang ringan mengurangi biaya transportasi. Apalagi pabrik AAC dibangun sedekat
mungkin dengan konsumennya.
5. Karena
ringan, tukang bangunan tidak cepat lelah. Sehingga cepat dalam pengerjaannya.
6. Semennya
khusus cukup 3 mm saja.
7. Mengurangi
biaya struktur besi sloff atau penguat.
8. Mengurangi
biaya penguat atau pondasi
9. Waktu
pembangunan lebih pendek.
10. Tukang
yang mengerjakan lebih sedikit. Sehingga secara keseluruhan bisa lebih murah
dan efisien
11. Tahan
panas dan api, karena berat jenisnya rendah.
12. Kedap
suara
13. Tahan
lama, kurang lebih sama tahan lamanya dengan beton konvensional
14. Kuat
tetapi ringan,
15. Anti
jamur
16. Tahan
gempa
17. Anti
serangga
18. Biaya
perawatan yang sedikit, bangunan tak terlalu banyak mengalami perubahan atau
renovasi hingga 20 tahun.
19. Nyaman
20. Aman,
karena tidak mengalami rapuh, bengkok, berkarat, korosi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar